Kamis, 02 Januari 2014
Teman Selalu Lebih Baik
Tuhan menciptakan manusia berpasang pasangan. Karena manusia akan saling membutuhkan satu sama lain. Meskipun mereka pernah saling menyakiti. Tapi mereka pernah ada untuk saling membantu satu sama lain.
Di sekolah aku punya banyak sahabat yang selalu ada buat ku. Dan aku punya satu sahabat cowok yang memang udah dekat dari dulu. Kita clop banget. dia selalu terbuka denganku tentang isi hatinya. Dan akupun begitu. Kita saling curhat curhatan tentang masalah yang sedang kita alami. Memang kadang teman lelaki lebih bias mengerti kita.
Tapi ada hal yang selalu buat aku ingat sama dia. Hari pertama ulangan akhir. Selalu, setiap hari pertama ulangan akhir aku ingat tentang sesuatu di antara kita saat itu.
Handphone ku berdering tanda SMS masuk. “ Mau nggak besok pulang bareng?” aku senyum senyum heran. Sahabat yang selama ini cuman SMS buat curhat, sekarang dia ngajak buat pulang berdua? Aku bilang mau waktu itu. buat memastikan aja, kenapaa tiba tiba dia ngajak pulang bareng.
Hari pertama ulangan akhir. Waktu itu selepas aku membereskan buku di perpustakaan, aku jalan ke kantin dimana kita janjian sebelumnya di SMS.
“Udah?” katanya dengan tas selempang di pundaknya. “ ya begitulah” kataku singkat. “ yaudah yuk pulang” kata dia sambil menarik tanganku. “ tumben ngajak pulang bareng?” dia tak menjawab dan hanya melempar senyum konyol.
Keluar gerbang sekolah, belum semua anak pulang karena mereka masih nunggu jemputan. Perasaanku waktu itu masih biasa biasa aja layaknya teman, ya hanya teman. Dan mereka nyorakin aku “ Ciyeee.. Ciyeeee.. yang mau pulang berduaa..” . aku mlongo. Apa apaan ini? Dan reaksi dia cuman senyum. Aku dan dia jalan terus ke parkiran motor, tanpa memperdulikan sorakan mereka.
Hari itu adalah pertama kali aku diajak pulang sama cowok, sahabatku sendiri. Hari hari berikutnya dia semakin sering ngajak pulang berdua. Dan mulai saat itu, aku tau dia ada rasa. Sampai akhirnya dia nembak aku. Aku berfikir, ini hal yang paling konyol. Sahabat jadi cinta. Dan semasa pacaran nggak ada kata ‘romantis’ sedikitpun. Apa karena kita lebih lama sahabatan?. Dan tak lama kemudian dia ngajak end. Beberapa bulan aku masih berusaha move on dan nggak pernah sedikitpun bicara. Dan saat yang ditunggu Tuhan memberikannya. Aku kembali dengan dia sebagai teman . dan aku percaya Tuhan memberi garis takdir kepadaku untuk saling membantu sama lain dengan dia. Sebagai teman. Dan sekarang aku percaya, bahwa teman selalu lebih baik..
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar